KATA
PENGANTAR
Puji syukur Saya panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya,
sehingga berhasil menyelesaikan Penulisan
Ilmiah ini
yang berjudul “Ilmu
Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan”
Penulisan
Ilmiah ini
berisikan tentang
keterkaitannya antara ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan.
Diharapkan sajian penulisan
ilmiah ini
dapat memberikan tambahan informasi kepada kita semua. Saya menyadari
bahwa penulisan
ilmiah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan
tugas makalah ini.
Akhir kata, Saya sampaikan
terima kasih kepada semua pihak. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Seirama
dengan terus
perkembangan
zaman yang
semakin dewasa ini serta
teknologi informasi maka akan menimbulkan dampak negatif
dan positif bagi
kehidupan masyarakat. Sebuah
pepatah mengatakan carilah ilmu sampai ke negeri cina artinya
agar kita
wajib belajar dan menelaah tentang fenomena apa saja yang terjadi di
sekitar kita,
khusunya kita selagi muda. Tidak ada ilmu yang tidak ada manfaatnya,
itu semua tergantung kembali dalam diri kita masing-masing dalam
menggunakan dan menerapkannya, jika salah memanfaatkan dan
menggunakan ilmunya tidak heran buruklah dampaknya.
Pengalaman
saya dalam menerapkan tekhnologi canggih ini memang sangat terasa
kebutuhan dan manfaat yang di gunakan, namun dampak negatif pun tak
kalah berkeliaran. Belajar
dari pengalaman
itu saya
mencoba untuk tidak gegabah dan
terus berhati-hati dalam
menghadapinya.
Ilmu
Pengetahuan, tekhnologi dan kemiskinan merupakan bagian-bagian yang
tidak dapat di pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi,
interelasi, interdependensi dan tamifikasi (percabangannya). Dengan
demikian wajarlah apabila menghadapi masalah yang kompleks ini,
memerlukan studi mendalam dan analisis interdisipliner.
Harapan
dengan zaman yang terus menerus semakin canggih dengan bekal ilmu
pengetahuan yang tingkat tinggi, sangatlah logis bila problem
kemiskinan dapat di atasi. Namun apalah yang terjadi, justru dengan
seiring tekhnologi terus berkembang kemiskinan masih tetap berlanjut
bahkan semakin merajalela. Terlihat jelas khususnya di daerah ibukota
tidak susah untuk mencari seorang pengemis, gelandang, pengamen, dll.
Kesenjangan sosial memang sangat terasa di negara ini. Seorang ilmuan
dan tekhnologi canggih tak mempengaruhi untuk mengatasi masalah
tersebut. Entah siapa yang salah dalam hal ini, pemerintahkah, kita
sendiri atau memang tidak ada yang salah atau bahkan inilah kesalahan
kita semua karena enggan untuk mencari selah atau rumus sendiri
dengan teknologi dan ilmu pengetahuan yang telah kita capai dalam
menghadapi masalah kemiskinan.
1.2. Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah yang dapat dalam penulisan ini yaitu :
- Apa sebenarnya pengertian dari Ilmu pengetahuan, tekhnologi serta Kemiskinan itu sendiri?
- Apakah ada Keterkaitan antara ilmu pengetahuan, tekhnologi serta kemiskinan itu sendiri?
- Study kasus yang terjadi yang berkaitan dengan hal tersebut?
1.3. Tujuan
Penulisan
Tujuan dalam penulisan ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu sosial dasar.
1.4.Manfaat
Penulisan
Manfaat
yang dapat di ambil dalam penulisan ini adalah dapat memberikan
penambahan
pengetahuan tentang keterkaitannya
antara Ilmu pengetahuan, tekhnologi serta kemiskinan.
1.5. Metode
Penulisan
Metodologi
penulisan yang digunakan dalam penulisan
ini
adalah metode Deskriptif.
1.6. Sistematika
Penulisan
Adapun
sistematika penulisan ilmiah ini adalah :
- Bab I Pendahuluan
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penulisan
- Manfaat Penulisan
- Metode Penulisan
- Sistematika Penulisan
- Bab II Landasan Teori
- Ilmu Pengetahuan
- Teknologi
- Kemiskinan
- Bab III Metodologi
- Study Kasus
- Bab IV Penutup
- Kesimpulan
- Saran
- Daftar Pustaka
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1.
Ilmu Pengetahuan
Ilmu
pengetahuan, tekhnologi dan kemiskinan memberi petunjuk adanya
sesuatu yang inheren. Ilmu pengetahuan lazim digunakan dalam
pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata “ilmu”
dan “pengetahuan”
yang masing-masing memiliki arti berbeda. Ilmu Pengetahuan menurut
Aristoteles yaitu penngetahuan yang dapat diinderai dan dapat
merangsang budi. Menurut David Home Ilmu Pengetahuan merupakan
Penbgalaman indera batin. Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan
objek yang merupakan bahandalam penelitian, meliputi objek materiak
sebagai bahan yang menjadi tujuan penelitian bulat dan utuh. Serta
objek formal, yaitu sudut pandangan yang mengarah kepada persoalan
yang menjadi pusat perhatianadapun langkah-langkah dalam memperoleh
ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan. Dimulai
dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta
yang medukung apa yang difikirkan untuk sistemasi, kemudian
mengolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berfikir analistis,
sintesis, induktif, dan deduktif. Yang terakhir merupakan pengujian
kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai hal yang merupakan
pengingkaran.
Dalam
mencapai sebuah pengetahuan yang ilmiah dan objektif diperlukan sikap
yang bersifat ilmiah. Bukan membahas tujuan ilmu, melainkan mendukung
dalam mencapai tujuan ilmu itu sendiri, sehingga benar-benar
objektif, terlepas dari pransangka pribadi yang bersifat subjektif.
Sikap yang bersifat ilmiah itu meliputi empat hal yaitu:
- Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih shingga mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif.
- Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala dan menggadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada.
- Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap alat indra dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
- Merasa seperti setiap pendapat, teori, maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih teerbuka untuk dibuktikan kembali.
Ilmu
pengetahuan sekarang menghadapi kenyataan kemiskinan, yang ada pada
hakikatnya tidak dapat melepaskan diri dari kaitannya dengan ilmu
ekonomi karena kemiskinan merupakan persoalan ekonomi yang paling
elementer.
2.2.
Teknologi
Teknologi
yang berkembang dengan pesat, meliputi berbagai bidang kehidupan
manusia. Masa sekarang memang sulit memisahkan antara kehidupan
manusia dengan teknologi bahkan sudah dijadikan konsumsi kebutihan
manusia. Samapai dengan perkembangan teknik yang sebelumnya merupakan
bagian dari ilmu atau tergantung dari ilmu, sekarang ilmu dapat pula
tergantung dari teknologi. Contohnya adalah teknologi komputrer.
Menurut Alvion Toffler mengartikan teknologi itu sebagai mesin besar
atau alat mempercepat yang dahsyat, dan ilmu pengetahuan sebagai
bahan bakarnya.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yangdapat
dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem
yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional
seperti kemiskinan. Oleh sebabnya adanya interelasi, interaksi, dan
interdependensi antara kemiskinan dan sistem ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Komunikasi
IPTEK terhadap masyarakat dan pemahaman masyarakat terhadap IPTEK
merupakan subyek riset yang relatif baru di lingkungan akademis,
namun berkembang untuk dipelajari lebih lanjut untuk mendukung proses
pengambilan kebijakan publik. Pemahaman yang baik terhadap dinamika
kompleksitas IPTEK dan interaksi IPTEK dengan masyarakat, berguna
dalam peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap IPTEK dan
akhirnya berkembang menjadi suatu sistem pengelolaan dan kontrol
sosial masyarakat terhadap IPTEK. Dalam komunikasi IPTEK, perangkat
komunikasi atau penyampai informasi yang digunakan akan disesuaikan
untuk menciptakan jaminan terjadinya pemahaman dan penerimaan
masyarakat awam terhadap IPTEK. Sedangkan aspek ketiga adalah aspek
kreativitas, yang membantu perkembangan kecerdasan dan kapabilitas
masyarakat sehingga menghasilkan kemampuan dalam mengintegrasikan
IPTEK ke kehidupan sehari-hari. IPTEK memainkan peran penting sebagai
sebuah agen pembaharu di masyarakat. Sebagai bangsa yang bergerak ke
arah ekonomi berbasis pengetahuan, dibandingkan ekonomi berbasis
sumber daya alam sesuai dengan paradigma tekno-ekonomi, IPTEK menjadi
landasan keberhasilan pembangunan ekonomi yang didukung oleh
kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia yang kompetitif.
Dampak
dari perkembangan pesat ilmu dan teknologi lebih banyak dirasakan
dinegara-negara dunia berkembang, dirasakan ilmu dan teknologi
menguasai manusia, kebudayaan dan alam sendiri. Sistem-sistem
teknologi yang dikendalikan oleh kelompok asing telah dengan
seenaknya menghibur dan mematikan kekuatan kerajinan rakyat
tradisional. Kebudayaan tradisional dan nilai-nilai yang dulu
dijunjung tinggi, sedikit demi sedikit luntur akibat perkembangannya
ilmu dan tenologi. Kearifan masyatakat tradisioanl dalam menjaga
keseimbangan dengan lingkungan alam, dirusak oleh eksploitasi dan
motivasi oleh ilmu dan kecanggihan teknologi.
2.3.
Kemiskinan
Kemiskinan
biasanya digambarkan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis
kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidup yang paling poko seperti pangan, pakaian , rumah dan lain
sebaginya. Kemiskinan itu sendiri merupakan tema sentral dari
perjuangan bangsa, sebagai inspirasi dasar dan perjuangan akan
kemerdekaan bangsa, dan motivasi fundamental dari cita-cita
menciptakan masyarakat adil dan makmur. Garis kemiskinan yang
menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal yaitu :
- Persepsi terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
- Posisi manusia dalam lingkungan sekitar,dan
- Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.
Adapun
mereka yang hidup dalam garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
- Tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanan, modal, keterampilan, dsb.
- Tidak memiliki kemungkinan untuk emeperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk emeperoleh tanah garapan atau modal usaha
- Tingkat pendidikan yang rendah, tidak sampai tamat sekolah dasar karena harus membantu orang tua mencari tambahan penghasilan
- Kebanyakan tinggal di desa sebgai pekerja bebas self employed, berusaha apa saja
- Banyak yang hidup di kota berusia muda dan tidak mempunyai keterampilan.
BAB III
METODOLOGI
3.1.Study
Kasus
Seorang
anak dari kalangan menengah kebawah menyelesaikan study dengan gelar
ahli dalam medis (kedokteran). Semua tak lepas dari dorongan
spiritual dan material orang tua yang jerih payah untuk mewujudkan
impian sang anak. Jelas bahwa ilmu penngetahuan yang dulu pernah di
gapai semasa sekolah menghantarkan dia kini mejadi seorang yang
begitu sibuk dengan tanggungjawabnya kepada para pasiennya.
Keahliannya yang didukung dengan berbagai alat medis sangatlah
berguna untuk medukung alat dalam pekerjaannya, dari sebuah alat
teknologi seperti stetoscop dll. Saking sibuknya dia tidak peduli
akan kondisi keluarganya sendiri di rumah terutama orang tuanya yang
semakin bertambah usia dan beberapa penyakit menggerogoti orang tua
itu. Dengan keterbatasan yang ada, orang tuanya yang lebih memilih
untuk meminum obat-obatan yang di warung dengan alasan harga yang
terjangkau, dan tanpa memperdulikan bahwa anaknya adalah seorang ahli
kesehatan.
Melihat
dari kasus tersebut terlihat bahwa ilmu pengetahuan dan alat
teknologi belum seutuhnya dapat mengubah kemiskinan. Mungkin itu
adalah sebagian contoh sederhana yang dapat kita temui di berbagai
kalangan.
Kemiskinan
menjadi suatu kebudayaan (culture of proverty) atau suatu subkultur
yang mempunyai struktur dan way of life yang telah menjadi turun –
temurun melalui alur keluarga. Kemiskinan (yang membudayakan) itu
disebabkan oleh dan selama proses perubahan sosial secara
fundamental, seperti transisi dari feodalisme ke kapitalisme,
perubahan teknologi yang cepat, kolonialisme, dsb. Obatnya tidak
lain adalah revolusi yang sama dan meluasnya.
Kemiskinan
di antaranya di sebabkan oleh struktur ekonomi, maka terlebih dahulu
perlu memahami inti pokok dari suatu subjek dan objek, dan antara
subjek – subjek komponen-komponen yang merupakan bagian dan suatu
sistem. Maka permasalahan struktur yang penting dalam hal ini adalah
pola relasi. Ini mencakup masalah kondisi dan posisi komponen
(subjek-subjek) dari struktur yang bersangkutan dalam keseluruhan
tata susunan atau sistem dan fungsi dari subjek atau komponen
tersebut dalam keseluruhan fungsi dan sistem.
BAB
IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat
dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem
yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional
seperti kemiskinan. Oleh sebabnya adanya interelasi, interaksi, dan
interdependensi antara kemiskinan dan sistem ilmu pengetahuan dan
teknologi. Ilmu pengetahuan sekarang menghadapi kenyataan kemiskinan,
yang ada pada hakikatnya tidak dapat melepaskan diri dari kaitannya
dengan ilmu ekonomi karena kemiskinan merupakan persoalan ekonomi
yang paling elementer. Kemiskinan biasanya digambarkan sebagai
kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.
Kemiskinan di antaranya di sebabkan oleh struktur ekonomi, maka
terlebih dahulu perlu memahami inti pokok dari suatu subjek dan
objek, dan antara subjek – subjek komponen-komponen yang merupakan
bagian dan suatu sistem. IPTEK
memainkan peran penting sebagai sebuah agen pembaharu di masyarakat.
Sebagai bangsa yang bergerak ke arah ekonomi berbasis pengetahuan,
dibandingkan ekonomi berbasis sumber daya alam sesuai dengan
paradigma tekno-ekonomi, IPTEK menjadi landasan keberhasilan
pembangunan ekonomi yang didukung oleh kapasitas dan kapabilitas
sumber daya manusia yang kompetitif.
4.2.Saran
– saran
Dalam
penulisan ilmiah ini, penulis memberikan sedikit saran yaitu :
- para ilmuan ciptakanlah teknologi untuk mengatasi kemiskinan .
- Berikan kesempatan ilmu pengetahuan dan pembelajaran keteramapilan pada anak-anak muda yang tengah putus sekolah agar mereka dapat menciptakan teknologi dan memiliki keterampilan yang dapat bermanfaat bagi masa depan mereka.
- Gapailah ilmu pengetahuan dan ciptakanlah teknologi yang semakin canggih namun lihat pula kemiskinan yang merupakan tanggung jawab dalam mencari solusi memusnahkannya.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar