PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dikenal sebagai makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu
membutuhkan manusia lain untuk bertahan hidup. Manusia merupakan suatu makhluk ciptaan Tuhan Maha Esa yang diberkati akal dan pikiran yang sempurna, sehingga manusia dapat membuat suatu perkumpulan dengan manusia yang lainnya, yang disebut dengan masyarakat. Manusia yang berdiri sendiri dan tidak masuk dalam suatu perkumpulan masyarakat tersebut bisa dikatakan sebagai individu jika dalam konteks diluar istilah masyarakat.
Manusia juga mampu membangun suatu perkumpulan yang terdiri dari orangtua, anak, kakek dan nenek serta sanak saudara yang biasa kita sebut sebagai keluarga. Begitu besar arti dari kata sosialisasi bagi manusia. Karena dengan bersosialisasi dengan individu yang lain manusia akan dapat bertahan hidup dengan baik.
Dan dari proses sosialisasi tersebut bisa dikatakan sebagai interaksi social, yang mempengaruhi manusia untuk berkomunikasi dengan individu yang lain. Penulis akan membahas tentang proses interaksi social di bagian pembahasan dan lain sebagainya.
TINJAUAN TEORI
Pengertian interaksi social secara umum adalah pengaruh timbal balik antara segi kehidupan yang satu memengaruhi kehidupan yang lainnya. Berikut ini beberapa pengertian interaksi social dari para tokoh:
- · Alvin dan Helen Gouldner “ Interaksi social sebagai aksi dan reaksi diantara orang-orang.
- · Koentjaraningrat “ Terjadinya interaksi apabila satu individu berbuat sedemikian rupa sehingga menimbulkan reaksi dari individu atau individu-individu yang lainnya.
Dengan demikian interaksi social adalah hubungan timbal balik antara individu manusia dengan individu yang lainnya, anatar individu dengan kelompok atau antara kelompok dan individu. Hubungan interaksi social tersebut diatur oleh nilai-nilai dan norma-norma hidup bermasyarakat.
Adanya berbagai aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi aktivitas manusia lainnya itulah yang disebut interaksi social. Dengan demikian dapat diketahui bentuk utama dari proses social yaitu interaksi social. Interaksi social merupakan factor yang mengakibatkan terjadinya aktivitas social.
MASALAH ANTAR KELOMPOK
Pada waktu sekarang ini tentunya sudah tidak asing lagi dengan perilaku tawuran yang dilakukan oleh berbagai suporter di kancah liga super Indonesia. Bahkan tawuran seperti ini tidak jarang mengakibatkan luka-luka hingga berujung pada kematian.Tawuran ini sangat mudah dipicu dengan saling olok-mengolok antarsuporter, tensi pertandingan, kepemimpinan wasit, dan masih banyak pemicu lainnya. Pemicu inilah yang memudahkan munculnya tawuran antarsuporter yang merasa geram, tidak terima, ataupun kesal terhadap supporter lawan.
Lokasi tawuran sendiri sering juga terjadi dikota-kota besar di Indonesia, khususnya daerah barat Indonesia. Hal ini senada dengan seringnya pertandingan-pertandingan klub elit di Indonesia. Klub elit inilah yang memiliki suatu magnet yang luar biasa dalam mendatangkan keuntungan bagi pihak penyelenggara tetapi juga mendatangkan kerusakan di daerah kota akibat tawuran.
Fanatisme dalam persepakbolaan di Indonesia memang sangat berlebihan dan bersifat local bukan secara universal. Inilah yang dapat mengakibatkan munculnya permusuhan antara pendukung tim satu dengan tim yang lain. Berbeda dengan liga Eropa seperti halnya Inggris. Fanatisme lebih bersifat universal akibat meratanya pemain tim nasional Inggris di berbagai klub liga Inggris, dan juga di dukung dengan prestasi yang diraih oleh tim nasional mereka. Jika tim nasional Indonesia memiliki reputasi yang baik di kancah internasional maka fanatisme local akan berubah menjadi fanatisme universal, akibat meratanya pemain tim nasional yang mereka gandrungi. Sehingga pemain Medan dianggap juga milik orang Surabaya, pemain Surabaya jadi milik orang Makassar, dan seterusnya.
Kefanatikan local dapat membuat suatu kelompok menjadi sangat solid kerena mereka mempunyai keterikatan bersama sehingga sikap imitasi dari sebagian besar anggota suporter yang masih remaja ini dikhawatirkan memicu problem sosial yang lebih serius. Mungkin awalnya hanya senang, namun selanjutnya member contoh sehingga ikut senang merusak.
PEMBAHASAN
Aktivitas social itu terjadi karena adanya aktivitas dari manusia dalam hubungannya dengan manusia yang lainnya. Jadi dapat dikatakan bahwa interaksi social merupakan bentuk utama dari proses sosialisasi.
Keseluruhan kebiasaan yang dimiliki manusia di bidang ekonomi, kekeluargaan, pendidikan, agama, politik dan sebagainya harus dipelajari oleh setiap anggota baru masyarakat melalui suatu proses yang dinamakan sosialisasi.
2.1 Peran Keluarga dalam Proses Sosialisasi
Keluarga adalah satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligu merupakan suatu
kelompok kecil dalam masyarakat. Dalam keluarga peran orangtua merupakan hal terpenting saat pertama kali manusia lahir dan diperkenalkan untuk berinteraksi. Arti pentingnya terletak pada pentingnya kemampuan yang harus diajarkan kepada anak. Seorang bayi, belajar berbicara dengan keluarganya melalui penglihatan, pendengaran dan panca indera lainnya termasuk sentuhan fisik. Misalnya orangtua berbicara pada anak bayinya, orangtua menunjukkan sesuatu misalnya mainan, orangtua mencium dan memberikan kasih sayang melalui sentuhan fisik.
Fungsi dari keluarga itu sendiri adalah :
a. Fungsi Meneruskan Keturunan (Pernikahan)
Keluarga memberikan beberapa wejangan tentang persiapa pernikahan seorang anaknya. Dan seperti layaknya orangtua, pernikahan juga bermaksud untuk membangun suatu keluarga dan bertujuan untuk meneruskan keturunan dari suatu keluarga tersebut.
b. Fungsi Pemeliharaan
Keluarga memberikan perlindungan yang layak untuk anak-anaknya baik dalam bentuk fisik maupun nonfisik.
c. Fungsi Keagamaan
keluarga memberikan ajaran-ajaran tentang agama yang dianut. Karena di Negara ini setiap warga Negara wajib memiliki keyakinan masing-masing. Dan agama juga dijadikan sebagai pedoman hidup seseorang.
d. Fungsi Sosial
Keluarga mengajarkan kepada anak-anaknya bahwa bersosialisasi sangatlah penting untuk bertahan hidup, karena kembali lagi bahwa manusia ada makhluk social yang tidak dapat berdiri sendiri.
Pada kehidupan keluarga saat ini ditunjang juga dengan adanya norma-norma kehidupan yang berlaku pada setiap daerah yang mereka huni. Norma-norma tersebut mengatur gaya hidup manusia agar tetap selalu berada dalam kebudayaan yang mereka miliki. Jika norma tersebut dilanggar ada suatu sanksi yang harus diterima oleh manusia tersebut baik secara fisik maupun mental.
2.2 Peran Masyarakat dalam Proses Sosialisasi
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan
kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati di dalam lingkungannya. Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara berbagai individu. Dari segi pelaksanaan, bermaksud sesuatu yang dibuat – atau tidak dibuat – oleh kumpulan orang itu.
Sebuah masyarakat yang ingin kan kestabilan memerlukan ahli-ahli yang sanggup menolong antara satu sama lain, maka ia perlu kepada nilai-nilai murni seperti kerakyatan, hak danetika. Ini merupakan perkara asas untuk mencapai keadilan. Jika nilai-nilai ini gagal dipatuhi, orang akan mengatakan sesebuah masyarakat tersebut sebagai tidak adil dan musibah akan berlaku.
Perkataan society datang daripada bahasa latin societas, "perhubungan baik dengan orang lain". Perkataan societas diambil dari socius yang berarti "teman", maka makna masyarakat itu adalah berkait rapat dengan apa yang dikatakan sosial. Ini bermakna telah tersirat dalam kata masyarakat bahawa ahli-ahlinya mempunyai kepentingan dan matlamat yang sama. Maka, masyarakat selalu digunakan untuk menggambarkan rakyat sebuah Negara.
2.3 Peran Individu terhadap Sosialisasi dengan Masyarakat
Individu berasal dari kata latin, “individum” yang artinya yang tak terbagi. Kata
individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang palin kecil dan terbatas.
Individu buka berarti sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan
sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr.A.Lysen
Masyarakat itu kelompok yang terorganisasi dan masyarakat itu suatu kelompok yang berpikir tentang dirinya sendiri yang berbeda dengan kelompok yang lain. Oleh Karena itu orang yang berjalan bersama-sama atau duduk bersama-sama yang tidak terorganisasi bukanlah masyarakat. Kelompok yang tidak berpikir tentang kelompoknya sebagai suatu kelompok bukanlah masyarakat. Masyarakat merupakan suatu sistem yang meliputi unit biofisik para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu selama periode waktu tertentu dari suatu generasi.
Dalam sociology suatu masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan dalam suatu organisasi hubungan antara masyarakat dan individu didasarkan bahwa masyarakat itu mempunyai suatu realitas tersendiri dan tidak terikat oleh unsur yang lain dan yang berlaku umum. Masyarakat yang dipindahkan oleh seseorang itu berada di luar orang yang berpikir tentang masyarakat itu sendiri. Sebelum individu ada masyarakat yang dipikirkan itu telah ada. Oleh karena itu masyarakat itu tidak terikat pada individu yang memikirkannya.
adapun yang menjadi tujuan sosialisasi yaitu sebagai proses pengenalan diri sendiri dan orang lain dengan perannya masing-masing. Melalui sosialisasi sesorang dapat menyesuaikan perilaku yang diharapkan, mengenal dirinya sendiri dan mengembangkan segenap potensinya untuk menjadi anggota masyarakat dengan menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan sebagai pedoman dalam kehidupan.
Dan disimpulkan bahwa tujuan sosialisasi adalah :
1. Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan social dimana seseorang individu bertempat tinggal, misalnya mengenal anggota keluarga (ayah, ibu, dan sanak saudara).
2. Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan social masyarakat. Misalnya mengenal teman bermain, mengenal tetangga.
3. Untuk mengenal lingkungan alam sekitar. Misalnya mengenal kedudukan tempat tinggalnya diantara masyarakat dan mengenal lingkungan tempat kerja.
4. Untuk mengenal sistem nilai norma-norma yang berlaku dan sanksi-sanksi yang diterapkan.
5. Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan social dan budaya sehingga dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Semua peran dalam lingkungan sekitar sangatlah penting dan berguna sebagai proses sosialisasi seorang manusia. Tergantung dengan kita sendiri, apakah kita bisa mengikuti jalannya proses sosialisasi dengan baik atau lebih memilih untuk diam dan bertahan hidup sendiri. Dari ketika kita lahir keluarga telah memberikan interaksi social yang baik, ketika mulai beranjak remaja teman-teman sekitarlah yang memberikan interaksi social dan proses sosialisasi yang luas, sedangkan ketika menginjak dewasa teman-teman sekantorlah yang memberikan wawasan baru terhadap sosialisasi yang lebih tinggi.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia merupakan makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri, manusia yang berdiri sendiri akan menyulitkan hidupnya. Bersosialisasi dengan sesama manusia yang lain sangatlah penting dan baik jika dilakukan hingga ketahap ketika kita beranjak dewasa. Bahkan ketika pertama kali kita lahir orangtua telah memberika bentuk sosialisasi yaitu kasih sayang untuk seorang anaknya.
Tidak ada salahnya manusia untuk bersosialisai dengan manusia yang lainnya, tetapi tetap harus selektif agar tidak salah bergaul dan malah membuat kita terjerumus dalam dunia yang tidak diinginkan.